Mukharom.com – Ada orang yang menyukai bug dan tentu juga ada yang membencinya. Aku termasuk yang membencinya, apalagi bug yang satu ini. Bagaimana tidak, dia mengakibatkan rasa kesal muncul di dalam diri saya. Ketika hati senang menyambut kamar yang baru ditinggalkan kaka karena sudah pisah dengan keluarga kecilnya, dibuat kesal dengan sesuatu yang muncul dibalik kasur.
Amblas, ternyata begitulah kondisi papan dibalik kasur itu. Ya rumah kami merupakan rumah tingkat yang dibangun dengan balok kayu dan papan triplek yang tebal. Rumah sederhana di pinggir sungai kumuh di perbatasan antara Bekasi dengan Jakarta. Sudah lebih dari umur hidupku dihabiskan oleh keluarga kami untuk tinggal di rumah ini, nyaman walau sederhana. Tempat tinggal satu-satunya yang dimiliki saat ini, yang sudah mulai rapuh dimakan usia. Ternyata biang keroknya adalah ‘bugs’ yang menggerogoti kayu serta papan di rumah kami, siapa lagi kalau bukan rayap.
Beberapa bulan lalu kami sempat membasminya, kala itu menyerang papan di kamar tidur saya yang mengakibatkan beberapa titik amblas. Sudah diberikan obat untuk membunuh serangga itu, juga mengganti papan dengan papan yang baru. Namun sepertinya masih ada keluarga mereka yang selamat karena melarikan diri.
Untungnya, bapak sedang dirumah dalam beberapa waktu kedepan. Ya bapak sedang tidak bekerja karena permasalahan di perusahaan tempat ia bekerja, perusahaan rental mobil yang bekerjasama dengan salah satu bank swasta. Walaupun hanya seorang supir, bapak adalah seorang yang multi talent, salah satunya pekerjaan sebagai kuli bangunan ia lakukan. Beberapa furniture di rumah merupakan hasil karyanya, dibuat saat memanfaatkan waktunya ketika sedang mengganggur.
Dialah yang membantuku lagi untuk membasmi serangga ‘sialan’ ini, agar kamar kosong yang baru ditinggal bisa saya tempati. Kali ini kami sudah kapok dengan kayu, sudah bosan memberi mereka makanan yang dapat merusak tempat tinggal kami. Saya jadi teringat salah satu episode di Spongebob Squarepants, saat itu ada sekelompok binatang yang memakan habis setiap benda yang iya temukan. Inilah cuplikannya
Kami tidak mau rumah kami habis dimakan binatang seperti pada salah satu episode Spongebob tersebut. Sepertinya mereka juga sudah cukup kenyang dengan kayu dan triplek yang sudah disantap sebelumnya. Hingga keputusannya dibuatlah lapisan dengan campuran semen dan pasir untuk melapisi tingkat di rumah kami. Saya yakin bugs ini tidak suka makan semen, ya saya sangat yakin.
Saat inilah saya merasa lebih dekat lagi dengan bapak, yang beberapa waktu sebelumnya sibuk dengan urusannya masing-masing. Ternyata ada hal positif juga yang dapat diambil dari tragedi bugs yang menyebalkan ini. Kami mengerjakannya berdua, bersama-sama, bahkan kadang juga bertiga, atau berempat karena peran Mama dan si Bontot yang membantu.
Sesekali bapak mengajak temannya untuk membantu, ketika pekerjaan yang dilakukan cukup berat. Namun hanya beberapa kali saja, untuk menghemat anggaran karena biaya pemakaman serangga ini tidaklah sedikit. Kehidupan di kampung memberikan banyak pengetahuan bagi bapak, salah satunya dalam ilmu bangunan ini. Saya pun sambil belajar, agar tidak selalu menyuruh orang lain dalam hal perbaikan rumah atau bahkan membuat perabotan.
Beruntungnya saya memiliki mereka, walau hidup sederhana, banyak pelajaran yang mereka berikan kepada anak-anaknya. Peristiwa ini memiliki banyak hikmah yang bisa diambil, salah satunya menyadarkan saya akan peran mereka dalam hidup saya. Memang waktunya datang dengan sangat tidak tepat, ketika semester genap baru saja datang. Tapi itulah hidup, tidak bisa diprediksi.
-“Jer basuki mawa beya”