Mukharom.com – Sebenarnya saya khawatir dengan kondisi penerbangan di malam hari, dimana gelap gulita dan tak terlihat cahaya matahari diluar sana. Berawal dari Promo Kursi Gratis dari AirAsia, saya pun langsung bersemangat dan memesan tiket PP untuk penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur. Saya memesan tiket dari tahun lalu untuk penerbangan di 13 Februari kemarin dari Bandara Soekarno Hatta. Waktu berjalan begitu cepat dan tidak terasa perjalanan tersebut sudah mencapai waktunya.
Penerbangan dimalam hari bisa dibilang cukup santai, karena bisa berangkat ke bandara di waktu siang menuju sore hari. Saya berangkat sekitar pukul 15:00 menggunakan Bus Damri dari Terminal Kayuringin Bekasi Barat, dengan teman kuliah saya. Kebetulan pesawat saya take off dari Jakarta pukul 19:10 WIB di Terminal 2F menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Saya tiba sekitar pukul 16:30 dan langsung menanyakan ke petugas setempat.
Melakukan Cetak Tiket Pesawat
Pintu masuk untuk penerbangan internasional Air Asia ternyata berada bersamaan dengan penerbangan domestik, awalnya kami sempat bingung karena keterangannya hanya penerbangan domestik. Tiba di dalam pun kami langsung masuk ke bagian pengecekan, seperti biasa; tas, handphone, ikat pinggang, dompet, dan jaket kami lepas dan melaui pengecekan petugas. Kemudian kami pun bergegas untuk mencari counter tiket maskapai AirAsia untuk melakukan cetak tiket. Kebetulan kami tidak memesan bagasi, karena bagasi sudah dibawa teman saya lainnya yang sudah berangkat terlebih dahulu pagi tadi.
Kami melakukan cetak tiket secara mandiri dengan memasukkan kode pemesanan dan melakukan scanning passport saja, cukup mudah bagi saya yang baru pertama kali. Oh iya, lokasi counter tiket Air Asia terletak setelah tempat Drop Bagasi tepatnya ada di sebelah kiri. Jika kamu memesan bagasi untuk penerbangan ini bisa dilakukan bersamaan ketika melakukan drop bagasi yang kamu bawa.
Pengecekan di Imigrasi dan Menuju Gate
Setelah melakukan cetak tiket, kami pun langsung bergegas menuju imigrasi untuk melakukan pengecekan. Antrian di imigrasi Indonesia saat itu sangat sedikit, saya hanya menunggu 1 antrian di depan saja dan kemudian bisa masuk ke Gate pesawat kami berada. Akhirnya paspor yang saya miliki ada cap nya juga 😛
Ya ini merupakan penerbangan pertama kami ke luar negeri, juga penerbangan pertama kami di malam hari. Pesawat yang akan kami tumpangi berada di Gate D, kami pun langsung menuju ke gate tersebut untuk menunggu kedatangannya. Kami sudah stand by sekitar pukul 17:15 WIB dan Gate baru akan dibuka pukul 18:30, kami pun menunggu sambil mengobrol dan memanfaatkan WiFi Airport yang tersedia dengan koneksi yang cukup cepat.
Terbang menuju Kuala Lumpur
Menjalang pukul 19:10 tiba dan semua penumpang pun masuk ke dalam pesawat dan duduk di kursi masing-masing. Saya duduk di 21D dekat dengan lalu lalang orang di pesawat. Sebelum boarding dan masuk ke pesawat saya sempat bertemu keluarga yang membawa kedua anaknya, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak lelakinya cukup aktif ketika sedang menunggu boarding, lari kesana kemari dan melihat-lihat pesawat yang ada. Mereka duduk di beberapa kursi di depan saya, cukup jauh, dan ketika orang sedang berlalu lalang dan mencari kursinya anak lelaki itu muntah di tengah lalu lalang orang.
Ibu dan anak tersebut pun langsung ke belakang dan meminta maaf atas kejadian tersebut, kemudian petugas maskapai langsung datang dan bergegas membersihkannya. Baunya cukup terasa ketika anak itu lewat disamping saya, untungnya jarak kursi saya cukup jauh darinya jadi tidak begitu mengganggu penerbangan saya malam ini. Ketika semua beres, pesawatpun langsung bersiap-siap untuk melakukan take off menuju kuala lumpur. Ini penerbangan malam pertama saya, saat take off semua lampu dimatikan sampai pesawat benar-benar stabil.
Karena perjalanan malam ini menempuh waktu 2 jam atau 3 jam jika ditotal karena perbedaan timezone (dimana Malaysia 1 jam lebih cepat), saya sudah memesan makanan sebelumnya melalui aplikasi. Dari beberapa menu yang ada saya tertarik dengan Yangzhou Fried Rice with Omelette atau bahasa Bekasi-Nya: Nasi Goreng. Perjalanan malam pun ditemani dengan 1 porsi Nasi Goreng dan Aqua Gelas, cukup Yummy dan dapat mengganjal perut saya dimalam itu.
Setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan di udara, Alhamdulillah akhirnya saya tiba di Bandara KLIA 2 Malaysia. Saat itu waktu menunjukkan pukul 22:00 waktu setempat, kami pun bergegas turun dari pesawat untuk menuju ke lokasi selanjutnya. Namun saya sempat menggigil kedinginan ketika turun dari pesawat, mungkin kaget dengan penerbangan malam ini dan AC di pesawat serta bandaranya cukup dingin. Saya pun duduk sejenak dan memakai minyak angin aromaterapi sambil kemudian mengenakan sarung tangan yang saya bawa untuk menghangatkan. Alhamdulillah dingin pun mereda dan kami dapat melanjutkan perjalanan.
Tujuan selanjutnya adalah pergi ke imigrasi untuk melakukan pengecekan, kami mengikuti lalu lalang orang yang ada dan sambil melihat petunjuk yang ada di bandara tersebut. Awalnya sempat bingung karena luasnya bandara KLIA 2 tersebut, sambil menelepon ke teman saya yang sudah sampai siang tadi menggunakan koneksi WiFi bandara dan bertanya. Akhirnya kami bertemu dengan lokasi imigrasi tersebut, imigrasi di KLIA 2 Airport dibagi menjadi 2 yakni khusus untuk Passport Malaysia dan Passport pendatang. Di bagian passport pendatang pun dibagi 2 bagian yang masing-masing bagian memiliki beberapa baris antrian. Alhamdulillah proses di imigrasi lancar, kami hanya diperiksa tiket dan passport serta melakukan foto dan scan sidik jari.
Mencari Gerai Tune Talk di KLIA 2
Sebelumnya kami sudah memesan terlebih dahulu SIM Card atau kartu internet/provider Malaysia melalui Klook secara online. Kebetulan kami menemukan promo Sim Card 4G Malaysia di Klook dengan pengambilan di Bandara, dan ketika kami cek deskripsinya, SIM Card tersebut tersedia dan dapat diambil di Bandara KLIA 2. Harga promo saat itu yakni sekitar Rp84.000,- dan kebetulan banget saya menemukan postingan di Grup FB Backpacker Indonesia mengenai potongan 20RM untuk pembelian Sim Card tersebut. Karena saya merupakan pecinta promo, saya pun langsung mencoba promo tersebut (walau harus menggunakan VPN karena tidak berlaku di Jaringan Indonesia) sampai akhirnya berhasil.
Yeay, kami pun mendapatkan SIM Card tersebut hanya dengan 10 Ribu rupiah saja untuk kuota 15GB (5GB Full Speed + 10GB Normal Speed). Gerai Tune Talk cukup mudah untuk ditemui, pada aplikasi Klook pun sudah diberikan arahan serta gambar depan dari gerai tersebut. Jadi jika kalian bingung cukup tanyakan saja kepada petugas sekitar yang berada di Bandara. Tiba di gerai tersebut kami langsung menunjukkan kode booking SIM Card tersebut. Kami pun langsung dibantu aktivasi oleh petugasnya dan menunjukkan Passport untuk melakukan aktivasi kartu tersebut. Proses aktivasi cukup cepat hanya sekitar 5 menit saja hingga kartu kami berdua aktif dan dapat digunakan. Kami langsung mendapat jaringan 4G dan dapat digunakan untuk berkomunikasi melalui media internet.
Menuju KL Sentral dari KLIA 2 menggunakan AeroBus
Penginapan saya malam itu berlokasi cukup jauh dari bandara KLIA 2, tepatnya di daerah Bukit Bintang yang dapat dijangkau dengan bus tujuan KL Sentral. Loket pembelian tiket bus (atau orang sana menyebutnya Kaunter Bas (eng: Counter Bus)) dapat ditemui di lantai dasar dari KLIA 2. Kamu dapat mengikuti petunjuk yang ada di lantai dasar, kemudian turun 2 tingkat ke bawah untuk menemukan Kaunter Bas tersebut. Saya berada di kaunter bas tersebut sekitar pukul 23:00 waktu setempat, dan Alhamdulillah masih ada Bas yang akan mengantarkan kami ke KL Sentral.
Biaya Tiket bus Aero Bus atau Sky Bus menuju KL Sentral sebesar 12 RM (Ringgit Malaysia) yang ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Alhamdulillah kami langsung mendapatkan bus yang siap berangkat, tidak lama setelah kami masuk dan duduk kemudia bus tersebut pun berangkat menuju KL Sentral. Kunci dari semua tersebut adalah jangan malu bertanya dan berani bertanya, walaupun kemampuan bahasa Inggris dan Melayu saya pas-pasan (malah kadang punya kamus sendiri) dibantu dengan bahasa tubuh, Alhamdulillah kami bisa keluar dari Bandara KLIA 2 ini 😀
Perjalanan dan Tiba di KL Sentral Tengah Malam
Perjalanan malam tersebut kami tempuh dengan cukup lancar, melalui jalan tol yang ada di Malaysia. Bus yang mengantar kami pun sangat baik, tidak seperti Bus Damri di Indonesia yang harus mampir ke terminal sana sini untuk mencari penumpang lain. Entah atau kami berada di terminal pengangkut paling terakhir, atau memang hanya ada 1 terminal untuk mengangkut penumpang. Saya cukup aneh ketika ada beberapa sepeda motor yang masuk dan melalui jalan tol tersebut. Saya melihat kota Kuala Lumpur yang begitu rapihnya di malam tersebut, entah karena berada di tengah kota atau wilayah elit, dan cukup terlihat perbedaannya dengan Negeri Sendiri,
Perjalan malam itu cukup lancar, hanya beberapa kali berhenti di lampu merah yang ada. Bus yang kami tumpangi juga cukup nyaman menemani perjalanan malam tersebut. Sekitar pukul 00:00 waktu setempat kami tiba di KL Sentral, saya tidak tahu tempat apakah itu, ditambah lagi saya tiba pada dini hari saat semua sudah sepi dan tutup. Kami pun melangkah menuju jalan raya mengikuti orang lain berjalan, yang sebenarnya kami tidak tahu apa-apa.
Pesan Grab Car menuju Bukit Bintang
Saya tidak tau berada di sebelah mana dari KL Sentral, saya hanya keluar mengikuti jalan menuju jalan raya. Kami pun memesan grabcar dari titik kami berada, kami agak bingung memberi tahu lokasi dan hanya mengandalkan lokasi atau bangunan terdekat. Saya heran dengan driver Grab Car disana yang tidak sama sekali membalas chat di aplikasi yang saya kirim. Saya sempat lama menunggu untuk dijemput di lokasi saya menunggu, sebenarnya saya ingin menelepon tapi takut kebingungan sendiri dengan bahasa yang digunakan (karena ucapan atau logat melalui telepon kadang lebih sulit dimengerti).
Kami pun tetap menunggu driver tersebut sampai hingga beberapa menit, sampai akhirnya dia membalas chat dan meminta untuk di cancel. Sial, dalam hati. Sudah menunggu lama dan akhirnya di cancel, mungkin dia bingung mencari lokasi saya, dan saya pun bingung karena baru tiba. Grab pun saya order lagi, dan mendapatkan driver kembali. Namun sayangnya lokasi dia cukup jauh dari tempat kami berada, dan dia meminta cancel untuk orderan tersebut. Kami pun dengan terpaksa membatalkan kembali orderan tersebut.
Order ke-3 pun dilakukan, dengan penuh doa dan harap, karena sudah cukup lelah dan tidak betah menunggu. Alhamdulillah order ke-3 kali ini benar, driver berada tidak jauh dari lokasi kami dan berhasil menemukan kami untuk menjemput. Kami pun berjalan menuju lokasi penginapan kami di Goldbrick Hotel yang berada di Bukit Bintang. Jalanan menuju Bukit Bintang sangat lancar, karena memang sudah tengah malam juga. Biaya Grab Card dari KL Sentral menuju Bukit Bintang adalah sekitar 8 RM (Ringgit Malaysia), untungnya kami berdua dan bisa saling patungan 😀
Kami cukup kaget ketika tiba di daerah Bukit Bintang, karena pada dini hari masih saja ramai sekali oleh mobil dan orang lalu lalang. Ternyata memang lokasi tersebut merupakan lokasi ramai karena bersebrangan dengan Alor Street Food, surga makanan di kawasan Bukit Bintang. Ada beberapa pengamen jalanan juga yang meramaikan malam tersebut menjadi lebih seru.
Sebelum beristirahat kami pun menyempatkan untuk mampir ke KFC, memesan 1 potong ayam dengan nasi kari. Awalnya agak berat karena sudah tengah malam, namun apa daya perut lapar karena lelah dalam perjalanan. Kami bertemu teman saya yang sudah lebih dulu datang di KFC, bercerita dan merencanakan untuk hari esok.
Yang saya kaget adalah beberapa pengemis dapat masuk secara bebas ke KFC dan cukup mengganggu. Bukannya merasa sombong atau belagu, karena memang tidak biasanya pengemis atau pengamen masuk ke restoran sekelas KFC. Tapi daerah ini memang daerah ramai, jadi saya masih merasa wajar walaupun agak kaget. Tapi perjalanan ini memang sangat berkesan, sangat menantang, sangat-sangat menjadi kenangan. Kamu baru ingin memulai traveling ke luar negeri? Jangan takut, yakinlah kamu bisa dan pede agar perjalanan menjadi lebih seru!
Have a good day!