Me-Minimalis: Mengecek Barang yang Dimiliki

Mukharom.com Beberapa waktu ini saya sedang senang membaca, menonton dan mempelajari tentang hidup Minimalis. Minimalis disini luas, mulai dari desain interior, mindset, gaya hidup, kebiasaan, serta hal lainnya. Yang mungkin dapat mengubah hidup saya menjadi lebih baik lagi kedepannya, Aamiin. Menjalani minimalis harus lebih sabar dari orang biasanya, harus menahan hawa nafsu. Kok begitu, apa hubungannya? Apa hubungannya juga “Mengecek Barang yang Dimiliki” dengan hidup minimalis?

Di tulisan ini saya akan sharing sedikit saja, apa yang telah saya lakukan dengan mencoba hidup minimalis. Kebetulan waktunya cukup tepat dengan keadaan pada rumah saya, yang saat ini sedang berantakan akibat Bug yang menyebalkan. Kalau belum tau, kamu dapat baca tulisan sebelumnya: Benar-benar Bug yang Menyebalkan. Hal tersebut membuat saya terpaksa harus memindahkan barang-barang yang dimiliki sekaligus mengeceknya juga.

Dan benar saja, di dalam lemari saya yang berisi berbagai barang saya dapat menyingkirkan beberapa barang. Mungkin jika dipersentasekan bisa sampai 30% barang disingkirkan, ada yang dibuang karena memang sudah tidak layak dan sebagian disumbangkan. Apa saja barang yang saya temukan? Saya membaginya menjadi 3 kategori

Barang yang Sudah Tidak Pernah Dipakai dan Tidak Berencana Dipakai

Barang ini beragam, mulai dari kaos, kemeja, celana, aksesoris, bahkan barang elektronik. Alasan tidak berencana dipakai kembali beragam, untuk pakaian: sudah tidak nyaman, tidak suka dengan model/bahannya, tidak pede menggunakannya. Kemudian untuk barang lainnya: ada yang memang tidak dibutuhkan, merasa sudah ketinggalan jaman, atau bahkan sudah rusak. Ya saya baru sadar mengapa saya menyimpan barang rusak dan untuk apa?

Lalu mengapa ada barang yang tidak dibutuhkan yang saya simpan? Saya sadar bahwa saya cukup gila belanja, mudah tergiur dengan diskon, barang unik, barang lucu, barang yang kelihatannya bagus dan mungkin berguna. Tanpa berpikir panjang untuk apa, apakah akan digunakan, apakah akan bermanfaat. Itulah pentingnya menjaga hawa nafsu, membeli sesuai keinginan dan bukan sesuai kebutuhan.

Barang yang Jarang Dipakai

Mirip dengan kategori sebelumnya, hanya saja barang-barang ini masih digunakan dengan waktu yang jarang. Barang ini biasanya saya pisahkan dan kaji ulang diakhir, apakah masuk di kategori sebelumnya atau dikategori selanjutnya. Jika terpaksanya masuk ke kategori sebelumnya, barang tersebut tidak langsung saya buang begitu saja.

Jika memang masih bernilai jika dijual, jual di marketplace dengan harga sewajarnya. Jika memang nilainya tidak seberapa seperti baju, diberikan kepada yang lebih membutuhkan jika memang masih layak pakai. Sisanya dijual ke pengepul atau dibuang ke tempat yang seharusnya. Walau memang ada kata berat di hati, menyesali pembelian yang tidak berguna sehingga menjadi sebuah pemborosan.

Barang yang Jarang Dipakai dan Berencana Dipakai Lagi

Barang ini lain lagi ceritanya, bisa dibilang barang yang tak dianggap. Kehadirannya tidak terekspos karena banyaknya barang yang dimiliki, sehingga terselip atau tertutupi barang lain. Dengan menyingkirkan barang yang tidak berencana dipakai lagi, barang ini akan sering terlihat dan dapat diakses dengan mudah. Sehingga barang tersebut dapat dipakai lagi di waktu yang akan datang, atau saat itu juga. Minimalis lah yang menyelamatkan barang tersebut sehingga dapat terekspos dan dapat digunakan lagi.

 

Bagaimana dengan barang yang sering dipakai? Saya pun mengolahnya lagi, jika memang sudah usang dan sudah kurang nyaman maka saya memisahkannya. Dengan begitu lemari penyimpanan saya lebih minimalis dibandingkan dengan sebelumnya, saya pun lebih dimudahkan untuk menata barang tanpa harus kehabisan ruang penyimpanan. Selain itu membangun mindset saya untuk kedepannya agar memikir ulang dalam membeli barang, barang apapun itu.

Apakah kamu tertarik untuk mengecek barang yang kamu miliki juga? Silakan pengalaman membereskan barang kamu di kolom komentar ya. Mungkin saya akan menulis beberapa artikel lagi tentang minimalis kedepannya nanti.

Have a good day!

You may also like...

2 Responses

  1. Ada buku tentang hidup minimalis. Yang buatan orang jepang dan orang mana gitu. Sampulnya warna kuning dan warna putih yg buatan orang Jepang. Waktu ke Gramed, sempet mau beli. Harganya lumayan. Tapi di Google Play Book juga ada. Akhirnya ngga jadi beli hardcopy nya. Tapi juga belum beli yang Ebook nya di Google Play Book. Ahahahaha

    • Buku dari Marie Kondo atau siapa tuh kang? Ide bagus sepertinya untuk beli buku tentang Minimalis, karena lumayan banget bisa menghemat pengeluaran karena mindsetnya 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *