Berilah Tambahan Walaupun Sedikit
Mukharom.com – Bekerja di jalanan Indonesia memanglah suatu tantangan yang berat, terutama di Ibu Kota. Sebenarnya bukan hanya Ibu Kota saja, kota-kota lain pun begitu. Cuaca panas yang kadang bisa membakar kulit manusia, Hujan yang turun tak tentu, Polusi yang keluar dari knalpot kendaraan. Saya tidak sanggup jika harus menjalani keseharian di jalanan untuk mondar-mandir mengendarai motor.
Saya ingat kurang lebih 3 tahun lalu ketika Go-Jek baru memulai eksistensinya di Indonesia, awalnya aneh dan bingung karena hal tersebut sangat baru di Negeri ini. Namun perkembangannya pesat, sangat hebat. Banyak orang yang berbondong-bondong daftar untuk menjadi driver (tepatnya rider) untuk mencari rezeki disana. Berseragam hijau-hijau, mulai dari helm hingga jaket yang digunakan. Sangat mencolok jika berkendara dan mudah dikenali. Bukan cuma Go-Jek, ada pesaingnya juga yang bergerak di bidang yang sama yakni Grab dan Uber (namun sudah diakuisisi Grab)
Saya termasuk pengguna transportasi online jika sedang malas membawa kendaraan, atau sedang bertugas keluar. Memang perlu disadari Ojek online jauh lebih murah dibandingkan dengan Ojek pengkolan yang ada. Saya sempat iseng mencoba compare antara ojek online dan ojek pengkolan, saya cek di Aplikasi untuk biayanya sekitar 7ribu rupiah. Dan saya mencoba menanyakan ke Ojek pengkolan dan mereka memberikan tarif 20ribu. Saya coba tawar menawar untuk tarif yang diberikan, dan akhirnya tarifnya menjadi 15ribu rupiah.
Kembali ke judul yang saya berikan, jadi bagaimana menurut kalian? Saya masih ingat ketika berkunjung ke salah satu klien di daerah Alam Sutera, Tangerang. Saya memesan ojek online dengan Tujuan KFC untuk makan siang. Kebetulan sebelumnya hujan deras membasahi Kota Tangerang. Saya mendapat driver Wanita saat itu, baru pertama kalinya selama saya menggunakan Ojek Online. Saya ditawarkan penutup rambut, karena kebetulan saat itu helmnya basah kehujanan. Ketika saya naik ternyata Jaket wanita itupun basah, saya sempat menanyakan ke wanita tersebut. “Iya tadi hujan deras pak, ga ada jas hujan, mau neduh jauh sekali tempat neduhnya. Jadi ya begini deh basah.”
Ga kepikiran kalau saya jadi beliau, pasti besoknya minta tolong ibu untuk kerokan. Jadi pengemudi ojek online memang butuh modal. Bayar jaket, helm, kuota, pulsa, dan sebagian pun ada yg menyiapkan masker, penutup rambut, hingga ada yang menyiapkan cemilan. Saya ga bisa bayangin kalau memang ada orang yg pakai masker dari driver tersebut, kemudian memberikan uang pas saat membayar. Belum lagi jika ada potongan tarif dari si Go-Jek atau Grab. Dan ketika penjemputan, ingatlah. Kadang mereka menelpon penumpang atau SMS untuk bertemu.
Saya ingat ekspresi wanita itu, telihat senang ketika saya melebihkan biayanya. Bukan bermaksud ria atau apa, saya tidak memberikan tambahan banyak saat itu. Namun terlihat wajahnya sedang dan mengucapkan terima kasih. Tapi terkadang ada driver yang mohon maaf tidak tahu terima kasih, diberikan uang lebih diam saja. Terlihat ketika dikasih uang lebih, ia langsung menyimpan uangnya tanpa ada basa basi terima kasih atau mungkin ada gelagat ambil kembalian.
Belum lagi dengan Go-Food, drivernya ngantri nunggu giliran pesan. Harus membayar pesanan dengan uangnya terlebih dahulu pula. Belum lagi jika alamat pengirimannya sulit ditemukan, harus telepon untuk menanyakan alamat pastinya.
Rezeki memang sudah ada yang mengatur, berbagi rezeki itu sangat menyenangkan. Tetap semangat jalani hidup dan jangan lupa bersyukur. Salam satu aspal!
Salam satu aspal, maksudnya sama-sama ikutan jadi online? 🙂
Sesama pengguna jalan aspal yang sama maksudnya pak boss 😀